Membuat "Page Number" Berbeda Pada MS. Word

Ditulis Oleh Unknown Minggu, 26 Mei 2013 1 Comment
Bagi yang sedang menyusun laporan Kerja Praktik maupun Tugas Akhir pasti sering bingung pada saat pembuatan Page Number (Nomor Halaman). Untuk daftar isi, daftar pustaka dan lainya nomor halamannya berbeda dengan bagian isi laporan. Daftar isi, daftar pustaka dan lainya menggunakan nomor (angka) romawi  (misal: i, ii, iii, iv dst) sedangkan untuk bagian isi laporan menggunakan angka arab (misal: 1, 2, 3, 4 dst). Berikut akan ditampilkan cara membuat Page Number yang berbeda.

1. Buka file Microsoft Word yang akan diberi page number. Pertama membuat nomor halaman untuk bagian daftar isi, daftar gambar dst. Setelah itu baru membuat bagian isi dari laporan.

2. Klik "Insert" kemudian klik "Page Numbers" dan pilih letak nomor halaman yang di inginkan.

3. Untuk mengubah nomor menjadi angka romawi, blok page number kemudian klik kanan dan klik "Format Page Numbers..."

maka akan muncul kotak dialog "Page Number Format" kemudian ubah angka pada kotak "Number Format" menjadi angka romawi seperti gambar dibawah ini.

dan nomor akan berubah menjadi angka romawi seperti gambar dibawah ini.


4. Selanjutnya, membuat page number untuk bagian isi laporan. Pertama kita klik "Page Layout" - "Breaks" dan pilih "Next Page". Kemudian ubah angka romawi ke angka arab pada bagian isi laporan seperti cara pada poin 3.
sampai pada tahap ini, page number antara bagian daftar isi dll dan bagian isi laporan akan berbeda.

5. Apabila menginginkan jenis page number yang berbeda dengan bagian daftar isi dll, matikan dulu "Link  to Previous" dengan cara mengklik page number setelah itu klik menu "Design" dan klik "Link to Previous" (lihat gambar)Setelah Link to Previous dimatikan anda bisa mengubah jenis page number dengan mengikuti cara pada poin 2.




Hasil Akhir:


Sekian tutorial Membuat "Page Number" Berbeda, semoga bisa dimengerti. Tutorial ini dilakukan pada Microsoft Word 2010.
NB: Klik gambar untuk memperbesar gambar.

Baca Selengkapnya ....

Response Spectrum Gempa Berdasarkan FEMA 450

Ditulis Oleh Unknown 0 Comment
Menurut peraturan SNI terbaru, untuk Grafik Response Spectrum tidak bisa lagi mengacu pada Grafik Response Spectrum menurut SNI-1726-2002. Maka dari itu, Grafik Response Spectrum harus dibuat sendiri. Berikut akan ditunjukan tahapan pembuatan Grafik Response Spectrum.


Tahapan pembuatan Grafik Response Spectrum :
1. Menentukan Site Classification  berdasarkan data kecepatan rambat gelombang geser, nilai hasil SPT atau nilai kuat geser undrained.  Setelah memperoleh hasil dari perhitungan menggunakan rumus dibawah ini, kemudian menentukan  Site Classification  berdasarkan tabel Site Classification dari FEMA 450.



2. Setelah Site Classification didapatkan, kemudian menentukan nilai Fv berdasarkan nilai S1 dan nilai Fa berdasarkan Ss. Nilai S1 diperoleh dari Peta Respon Spektra percepatan 1.0 detik dan nilai Ss diperoleh dari  Peta Respon Spektra percepatan 0.2 detik. Peta Respon Spektra yang dipakai tergantung dari probabilitas terlampaui yang di inginkan.

Peta untuk mencari Nilai Ss :

Peta untuk mencari Nilai S1 :




Catatan:
1. Nilai Ss dan S1 didapatkan dari bagian pojok kiri bawah peta berdasarkan warna wilayah yang akan dicari.
2. Untuk nilai Fa dan Fv yang nilai Ss dan S1 tidak tercantum dalam tabel, bisa dicari dengan cara interpolasi.
 3. Setelah nilai Fa dan Fv didapatkan, kita bisa mencari nilai SMS, SDS, SM1, SD1, T0 dan TS dengan menggunakan rumus dibawah ini.

SMS = Fa x Ss
SDS = 2/3 x SMS
SM1 = Fv x S1
SD1 = 2/3 x SM1
T0 = 0,2 x (SD1 / SDS)
TS = SD1 / SDS


4. Setelah mendapatkan nilai SMS, SDS, SM1, SD1, T0 dan TS, kita bisa membuat grafik berdasarkan nilai-nilai tersebut. Untuk contoh grafik Response Spectrum dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

NB: Apabila peta yang disajikan kurang jelas, bisa download peta DISINI
Password: sdsihotang.blogspot.com

Baca Selengkapnya ....

Bekisting dan Perancah

Ditulis Oleh Unknown Selasa, 23 April 2013 1 Comment

          Bekisting dan perancah merupakan sebuah struktur sementara yang pasti akan digunakan dalam suatu proyek konstruksi baik dalam skala kecil maupun skala besar. Bekising merupakan suatu cetakan sementara yang dipakai untuk menahan beton segar selama dituang dan bekisting dibentuk sesuai dengan kebutuhan sedangkan perancah merupakan struktur sementara yang dipakai untuk menahan beban dari material konstruksi dan manusia (dalam hal ini pekerja).
          Sebelum beton yang dikerjakan selesai dan masih dalam tahap pengecoran, bekisting dan perancah memiliki peranan yang sangat penting. Apabila terdapat kesaalahan dalam pemasangan bekisting dan perancah maka konstruksi sementara dari bekisting dan perancah dapat runtuh. Hal ini akan mengakibatkan kerugian baik secara material, modal, waktu bahkan nyawa.

Beberapa faktor penyebab konstruksi sementara dari bekisting dan perancah runtuh:
  1. Kurangnya kestabilan dari konstruksi bekisting dan perancah.
  2. Kemiringan dari dari konstruksi bekisting dan perancah.
  3. Muatan atau beban yang ditahan konstruksi bekisting dan perancah berlebih.
  4. Tumpuan konstruksi bekisting dan perancah tidak kuat.
  5. Keahlian pekerja dalam memasang konstruksi bekisting dan perancah.
  6. Kualitas material yang kurang.
  7. Gangguan secara langsung, seperti: tumbukan, hentakan ataupun getaran.

Beberapa syarat untuk konstruksi sementara dari bekisting dan perancah:
  1. Struktur harus kuat untuk menahan beban material dan pekerja.
  2. Struktur harus kokoh / stabil.
  3. Struktur harus rapat untuk mencegah keluarnya air semen pada saat pengecoran.
  4. Struktur harus mudah untuk dibongkar tanpa harus mengakibatkan kerusakan pada beton ataupun bahan bekisting dan perancah.
  5. Struktur harus ekonomis.
  6. Struktur harus bersih.
  7. Struktur harus memberikan keamanan bagi pekerja.

Metode Bekisting dan Perancah:
  1. Konvensional / Tradisional, merupakan metode dimana bahan yang digunakan masih menggunakan material lokal (seperti: kayu, bambu, papan, dll). Untuk metode ini bahan yang dipakai akan banyak yang terbuang, membutuhkan waktu yang lama dalam pemasangan  pekerja yang banyak dalam pemasangan serta pemakaian berulang yang  sangat terbatas.
  2. Semi-System, merupakan metode dimana bahan yang digunakan merupakan campuran dari material lokal dan bahan buatan pabrik. Metode ini sedikit lebih baik daripada metode konvensional. Metode ini sudah bisa dipakai untuk penggunaan yang berulang dan terus menerus walaupun masih terbatas tergantung dari kualitas material lokal yang dipakai.
  3. Full-System, merupakan metode dimana bahan yang digunakan sudah merupakan  bahan hasil buatan pabrik. Metode ini akan menjamin keamanaan yang telah diperhitungkan oleh produsen pembuat dan material bisa dipakai secara terus menerus. Biaya pembuatan yang relatif mahal harus diperhitungkan dalam pemilihan metode ini agar biaya proyek tidak terfokus hanya kepada bekisting dan perancah.




Baca Selengkapnya ....

Produktivitas Backhoe

Ditulis Oleh Unknown Jumat, 12 April 2013 1 Comment

Backhoe merupakan alat berat yang memiliki fungsi untuk menggali material yang berada dibawah permukaan dimana alat tersebut berada. Backhoe merupakan alat gali dengan sistem hidrolis dimana bucket digerakkan secara hidrolis. Untuk menentukan jenis backhoe yang akan digunakan maka harus lebih dahulu mengetahui produktivitas backhoe agar penyelesaian penggalian sesuai dengan waktu yang direncanakan.


Dimana:
  V      : Kapasitas Bucket
  CT   : Waktu Siklus
  S      : Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar
  BFF  : Faktor Koreksi untuk Alat Gali


Lampiran Tabel
Tabel 1. Waktu Siklus Backhoe Beroda Crawler (menit)
(Sumber: Construction Methods and Management, 1998 dalam Susy Fatena Rostiyanti, 2008)

Tabel 2. Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar
(Sumber: Construction Methods and Management, 1998 dalam Susy Fatena Rostiyanti, 2008)

Tabel 3. Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar
(Sumber: Construction Methods and Management, 1998 dalam Susy Fatena Rostiyanti, 2008)


Baca Selengkapnya ....

Standar Nasional Indonesia (SNI) Teknik Sipil

Ditulis Oleh Unknown Jumat, 05 April 2013 17 Comment



SNI BIDANG GEOTEKNIK
1. SNI 03-1738-1989 Metode pengujian CBR lapanganDOWNLOAD

SNI BIDANG KEAIRAN

1. SNI 02-2406-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanDOWNLOAD

SNI BIDANG STRUKTUR

1. SNI Tahun 2008 - Uji Beton, DOWNLOAD
2. RSNI T-02-2005 (SNI jembatan), DOWNLOAD
3. RSNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja Jembatan, DOWNLOAD
4. RSNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton Jembatan, DOWNLOAD
5. SNI 03-2847-2002 Perencanaan Struktur Beton Bagunan Gedung, DOWNLOAD
6. SNI 03-1725-1989 Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, DOWNLOAD  
7. SNI 03-1729-2002 Perencanaan Struktur Baja Bangunan Gedung, DOWNLOAD
8. SNI 1726-2002 Perencanaan Gempa Struktur Gedung, DOWNLOAD

SNI BIDANG MANAJEMEN KONSTRUKSI

1. SNI DT-91-0011-2007 Harga Satuan Kayu, DOWNLOAD
2. SNI DT-91-0008-2007 Harga Satuan BetonDOWNLOAD
3. SNI DT-91-0006-2007 Harga Satuan TanahDOWNLOAD
4. SNI DT-91-0009-2007 Harga Satuan DindingDOWNLOAD
5. SNI DT-91-0007-2007 Harga Satuan PondasiDOWNLOAD
6. SNI DT-91-0010-2007 Harga Satuan PlesteranDOWNLOAD
7. SNI DT-91-0013-2007 Harga Satuan Langit-LangitDOWNLOAD
8. SNI DT-91-0014-2007 Harga Satuan Besi & AluminiumDOWNLOAD
9. SNI DT-91-0012-2007 Harga Satuan Penutup Lantai & DindingDOWNLOAD

SNI BIDANG TRANSPORTASI
1. Pd T-09-2004-B Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas, DOWNLOAD
2. Undang-Undang Lalu Lintas & Angkutan Jalan, DOWNLOAD

SNI MITIGASI BENCANA
1. SNI 03-6571-2001 Pengendalian Asap Kebakaran GedungDOWNLOAD
2. SNI 03-1745-2000 Sistem PipaTegak & Selang, DOWNLOAD
3. SNI 03-6574-2001 Pencahayaan, Arah & Peringatan Bahaya GedungDOWNLOAD
4. SNI 03-6570-2001 Instalasi Pompa Tetap untuk Proteksi KebakaranDOWNLOAD
5. SNI 03-3985-2000 Deteksi & Alarm Kebakaran GedungDOWNLOAD
6. SNI 03-1736-2000 Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan KebakaranDOWNLOAD
7. SNI 03-3989-2000 Springkler Otomatis untuk Pencegahan Kebakaran, DOWNLOAD
8. SNI 03-1746-2000 Sarana Jalan untuk Penyelamatan KebakaranDOWNLOAD
9. SNI 03-1735-2000 Akses Bangunan untuk Pencegahan Kebakaran, DOWNLOAD

SNI BAHAN KONSTRUKSI

1. SNI 03-6481-2000 Sistem Plumbing, DOWNLOAD
2. SNI 15-7064-2004 Semen Portland KompositDOWNLOAD
3. SNI 03-6572-2001 Sistem Ventilasi & Pengkondisian Udara, DOWNLOAD

NOTE: Untuk melihat masa berlaku SNI bisa cek langsung ke BSNI

Password: civilengineersdsihotang

Baca Selengkapnya ....

Alat - Alat Proyek Konstruksi

Ditulis Oleh Unknown Kamis, 04 April 2013 0 Comment

      Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang memerlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaanya. Alat - alat proyek konstruksi merupakan salah satu sumber daya yang sering digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi baik berupa alat-alat berat (heavy equipment) atau alat-alat tangan (hand power tools). Tujuan penggunaan peralatan ini adalah untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, menghemat tenaga pekerja dan yang terpenting adalah penghematan dalam segi biaya.

1. Backhoe / Excavator, merupakan alat yang khusus digunakan untuk penggalian material dibawah permukaan tanah. Dengan menggunakan backhoe maka akan didapatkan hasil galian yang rata. Pemilihan kapasitas bucket harus sesuai dengan volume galian yang akan dikerjakan.


2. Tandem Roller, merupakan peralatan yang digunakan pada pekerjaan pemadatan tanah. Tandem roller berfungsi untuk memadatkan dan meratakan permukaan tanah pada area tanah hasil timbunan relatif luas.

3. Stamper, stamper memiliki fungsi yang sama dengan tandem roller, yaitu dipakai pada pekerjaan pemadatan tanah tetapi untuk area yang tidak terlalu luas.

4. Crane, merupakan alat angkut material konstruksi secara vertikal. Crane dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Crane dengan mesin penggerak (Mobile Crane) dan Crane tetap (Tower Crane). Crane dengan penggerak dapat melakukan mobilisasi dari satu tempat ke tempat yang lain, sedangkan Tower Crane hanya menetap pada satu titik.


Baca Selengkapnya ....

Pondasi Dangkal

Ditulis Oleh Unknown Selasa, 02 April 2013 0 Comment

Pondasi dangkal dapat didefinisikan sebagai pondasi yang mendukung beban dari struktur atas secara langsung, seperti: pondasi telapak, fondasi memanjang dan fondasi rakit.
  1. Pondasi Telapak (Footplate Foundation) merupakan pondasi dari pelat beton bertulang yang berfungsi mendukung kolom. Pondasi telapak digunakan untuk memikul beban dari suatu kolom tunggal. Pondasi jenis ini paling sering digunakan khususnya pada bangunan yang relatif ringan dan jarak antar kolom yang berjauhan. Kedalaman dari Pondasi telapak ini biasanya lebih besar daripada fondasi dinding.
  2. Pondasi Rakit (Raft Foundation) merupakan pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan apabila jarak antar kolom relatif dekat sehingga bila menggunakan pondasi telapak maka sisi-sisi dari pondasi telapak akan berhimpit satu sama lain. Pondasi rakit juga digunakan apabila suatu bangunan memiliki ruang bawah tanah sehingga pondasi rakit juga dapat berfungsi sebagai pelat lantai pada basement tersebut. Pondasi rakit memiliki nilai ekonomis bila pada perencanaan pondasi telapak untuk setiap kolom dan luas gabungannya lebih besar dari separuh denah gedung. Pondasi rakit juga berguna untuk mereduksi penurunan antar kolom dengan besar reduksi mencapai sekitar 50%.
  3. Pondasi Memanjang / Menerus (Continuous Footing) merupakan pondasi yang digunakan untuk mendukung dinding memanjang atau digunakan untuk mendukung sederetan kolom-kolom yang berjarak sangat dekat, sehingga bila dipakai pondasi telapak sisi-sisinya akan berhimpit satu sama lain.
                             
                         

    (Sumber: Teknik Fondasi 1, Edisi Kedua, Hary Christady Hardiyatmo, 2002)

Baca Selengkapnya ....
Copyright of Dunia Teknik Sipil | 2014