Ir. Tjokorda, Sosok Penemu Teknologi Sosrobahu
Rabu, 12 Maret 2014
0
Comment
Ir. Tjokorda Raka Sukawati
INDONESIA, terutama Jakarta memiliki banyak jalan layang yang difungsikan untuk mengurai kemacetan ibukota. Pada pelaksanaannya, jalan layang memiliki banyak hambatan terutama pada saat pelaksanaannya karena pekerjaan yang berlangsung tepat berada tepat diatas jalan raya existing. Oleh karena itu, salah seorang Insinyur dari Indonesia memutar otak untuk menemukan teknologi yang bisa memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan layang dimana sekarang dikenal dengan "Teknologi Sosrobahu".
Insinyur yang menemukan Teknologi Sosrobahu ini dikenal dengan nama Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Beliau lahir di Ubud, Bali pada tanggal 3 Mei 1931. Beliau memperoleh gelar Insinyur (Ir) bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (1962) dan memperoleh gelar Doktor (Dr) bidang Teknik Sipil di Universitas Gadjah Mada (1996). Penemuan teknologi ini ditemukan beliau ketika sedang menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta.
Penemuan beliau ini terinspirasi ketika beliau sedang memperbaiki mobil Mercedes buatan tahun 1974 miliknya. Ketika itu, dua roda belakang mobilnya bertumpu pada lantai yang licin akibat terkena ceceran oli secara tidak sengaja. Ketika beliau menyentuh mobil itu, badan mobil berputar dengan sumbu terletak pada batang dongkrak. Satu hal yang beliau catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya gesek, benda seberat apapun akan mudah digeser. Kejadian inilah yang memberikan beliau inspirasi bahwa pompa hidraulik dapat digunakan untuk mengangkat benda berat dan akan bergeser bila bertumpu pada permukaan yang licin.
Secara teknik penemuan ini belum diuji secara langsung karena waktu yang terbatas. Namun beliau yakin bahwa temuannya itu dapat bekerja dan ini terbukti pada saat percobaan pertama pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu Jakarta, pompa hidraulik hasil temuan beliau dioperasikan hingga tekanan hidrauliknya mencapai 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekistingnya telah dilepas, mengambang diatas pier shaft lalu dengan dorongan ringan lengan beton tersebut berputar 90 derajat. Setelah posisi lengan beton sempurna, secara perlahan minyak pengisi pompa hidraulik dikeluarkan dan dengan perlahan lengan beton merapat ke tiangnya. Untuk mencegah konstruksi lengan beton bergeser, belia menancapkan 8 batang besi berdiameter 3,6 cm untuk menyatukan pier head ke pier shaft lewat lubang yang tentunya sudah dipersiapkan. Setelah 1 lengan selesai, makan satu per satu alat dipindahkan untuk pekerjaan selanjutnya.
Tekanan hidraulik yang beliau temukan sebesar 78 kg/cm2 masih menjadi misteri pada saat itu. Angka yang beliau dapatkan tidak dapat dijelaskan darimana asal muasal harus menggunakan tekanan hidraulik sebesar 78 kg/cm2. Tetapi setelah beliau mendapatkan paten dari Teknologi Sosrobahu, beliau membuat laboratorium sendiri dan menemukan besarnya tekanan hidraulik yang dibutuhkan yaitu sebesar 78,05 kg/cm2, yang dimana angka tersebut tidak berbeda jauh dari angka yang ditemukan beliau melalui "wangsit'. Saat ini, teknologi penemuan beliau sudah diakui di banyak negara dan dipergunakan dalam pelaksanaan pembangunan jalan layang.
Secara garis besar teknologi beliau dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Tekanan hidraulik yang beliau temukan sebesar 78 kg/cm2 masih menjadi misteri pada saat itu. Angka yang beliau dapatkan tidak dapat dijelaskan darimana asal muasal harus menggunakan tekanan hidraulik sebesar 78 kg/cm2. Tetapi setelah beliau mendapatkan paten dari Teknologi Sosrobahu, beliau membuat laboratorium sendiri dan menemukan besarnya tekanan hidraulik yang dibutuhkan yaitu sebesar 78,05 kg/cm2, yang dimana angka tersebut tidak berbeda jauh dari angka yang ditemukan beliau melalui "wangsit'. Saat ini, teknologi penemuan beliau sudah diakui di banyak negara dan dipergunakan dalam pelaksanaan pembangunan jalan layang.
Secara garis besar teknologi beliau dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Terima Kasih Telah Membaca Artikel Dunia Teknik Sipil
0 Comment:
Posting Komentar